MENGENANG KH SUBADAR SOSOK KIAI YANG HAUS ILMU



Hadratussyekh KH. Subadar merupakan pengasuh generasi kedua Pondok Pesantren Besuk, meneruskan KH. Ali Murtadlo. Beliau berasal dari kabupaten Pati Jawa Tengah. Terlahir pada tahun 1889 M. dari pasangan Kiai Tasmin dan Ibu Nyai Salamah.

Beliau menjadi yatim setelah ditinggal wafat ayahanda Kiai Tasmin ketika melaksanakan ibadah haji di tanah haram. Baqi', makam umum tanah suci yang menjadi tempat peristirahatan terahir Kiai Tasmin.  Semenjak itu beliau diasuh dan dididik oleh paman-pamannya Diantaranya; Kiai Abdulloh Salam dan Kiai Sirojuddin.

Pada saat mendekati usia dewasa, beliau diperintahkan sang paman untuk menimba ilmu kepada al-Mukarrom Kiai Kholil Rembang Jawa Tengah, untuk mendalami kitab al-Fiyyah Ibnu Malik. Disana beliau dikenal sebagai santri yang sangat rajin, ulet, cerdas dan pintar, sehingga Kiai Kholil sang guru sangat menyayanginya.
Mengerti akan kemampuan dan pemahaman terhadap ilmu agama dalam diri KH. Subadar, Kiai Kholil menyuruh agar beliau meneruskan ngaji ke sahabatnya di Jawa Timur yaitu al-Mukarrom KH. Nawawi Sidogiri Kraton Pasuruan Jawa Timur. Tanpa pikir panjang, beliau melaksanakan perintah gurunya berangkat ke Pasuruan menaiki kereta api.

Sesampainya di stasiun Pasuruan beliau menuju masjid yang tidak jauh dari stasiun (+1km) untuk melaksanakan shalat Maghrib dan melepaskan kepenatan setelah hampir seharian terdiam dibangku kereta.  Selesai shalat, beliau keluar dari masjid dengan wajah yang nampak kebingungan. Kemana ia harus melangkah, hal ini wajar karena beliau baru pertama kali menapakkan kakinya di Pasuruan. Melihat kebingungan pemuda asing itu ada sesosok orang tua yang tak tega melihatnya, sesosok orang tua tersebut adalah al-Mukarram Kiai Yasin (Kebonsari Pasuruan kerabat dekat ibu nyai Khairatun). Beliau sapa pemuda itu, seraya bertanya dari mana dan hendak kemana?. Pemua itu menjawab dan menceritakan tujuannya bahwa dia bermaksud untuk  mengaji dan belajar kepada Kiai Nawawi Sidogiri. Karena sudah malam dia dipersilahkan singggah dan menginap  dulu di kediaman Kiai Yasin-Kebonsari. Pagi harinya, pemuda pemburu ilmu itu diantarkan ke Pondok Sidogiri. Sejak saat itu beliau resmi menjadi santri Kiai Nawawi Sidogiri.

Keseharian beliau di Pondok Sidogiri tak pernah lepas dari belajar, hampir seluruh fan ilmu beliau pelajari, entah itu belajar ilmu Alat, Fiqih, Tafsir dan ilmu yang lainya. Suatu hari, beliau mencoba mempelajari ilmu Falak yaitu ilmu yang menjelaskan tentang astronomi, mulai saat itulah beliau benar-benar getol mempelajirnya, sampai-sampai beliau mencari guru khusus untuk mengajarinya ilmu Falak, pada ahirnya beliau menemukan guru yang ahli dalam bidang ilmu Falak, namanya adalah Kiai Hasan Asy’ari yang berdomisili di Sladi (-+ 6 KM dari Sidogiri). Saking semangatnya belajar ilmu Falak, beliau KH. Subadar rela setiap harinya bolak-balik Sidogiri-Sladi dengan berjalan kaki, dari sinilah beliau mengenal KH. Ahmad Zahid yang kelak menjadi saudara iparnya.

Jodoh memang di tangan Allah. Kiai Hasan Asy'ari (sepupu Kiai Ali Murtadlo sekaligus guru Kiai Badar) menjadi perantara terjalinnya pernikahan. Beliau bersama Kiai Ahmad Zahid sowan ke Sidogiri memohon kepada KH Nawawi agar mencarikan salah satu santrinya yang siap menikah dan mampu menjadi penerus dalam mengasuh Pondok Besuk. Secara sepontan KH. Nawawi langsung menunjuk santrinya yang bernama Subadar. Tanpa melalui proses yang lama Kiai Subadar dinikahkan dengan Ibu Nyai Hj Maimunah binti KH Ali Murtadlo dan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Besuk periode ke II.

Dalam pernikahan tersebut beliau dikaruniai 2 putra (KH Aly Baqir dan KH Muhammad Subadar) dan 6 putri (1. Ibu Nyai Hj Robi’ah Adawiyah 3. Ibu Nyai Hj Halimah 4. Ibu Nyai Hj Zainab 5. Ruqoyyah 6. Ummi Kultsum).
Dua puluh satu tahun berlalu Pondok Besuk berada dalam asuhan KH Subadar, langkah-langkah kemajuan telah diukir jelas dalam sejarahnya. Sampai pada tahun 1942 M. tepatnya 26 Rajab 1361 H. duka tangis menyelimuti keluarga dan santri Pondok Besuk. KH Subadar berpulang ke rahmatulloh, beliau di makamkan di makam Sladi (Makam keluarga Pondok Pesantren Besuk).
Dihari haulnya ini mari kita sama-sama mengirimkan bacaan Alfatihah untuk beliau…


Post a Comment

0 Comments