Oleh : Nur Hidayat, M.Pd., Guru MI. Nurul Hidayah Tembokrejo Kota Pasuruan Jawa Timur
|
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Dengan pendidikan kita dapat memajukan kebudayaan dan mengangkat derajat bangsa dimata duni internasional.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Daoed yoesoef tentang pentingnya pendidikan:
“Pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang kehidupan, lalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia, “. Pendidikan akan terasa gersang apabila tidak dapat membina sumberdaya manusianya ( SDM) yang berkualitas baik secara sepiritual, intelegensi, sosial dan skill. Untuk itu, perlu diusahakan peningkatan mutu pendidikan, supaya bangsa kita tidak tergantung pada status bangsa yang sedang berkembang tetapi bisa menyandang predikat bangsa yang maju dan tidak kalah bersaing dengan bangsa Eropa.
Telah menjadi rahasia umum bahwa kemajuan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Bisa kita bukitikan bahwa negara yang terkuat katakanlah, Amerika. Mereka tidak akan bisa menjadi negarang yang ditakuti dunia bila pendidikannya setara dengan pendidikan kita, contoh lain negara Jepang yang terkenal dengan kehebatan Sain dan Teknologinya.
Mengapa Jepang menjadi negara yang berteknologi tinggi ? sedangkan kita hanya mampu berkutat dalam pengguna teknologi. Jepang adalah negara yang sangat menghargai pendidikan. Pada tahun 1945 yang lalu kota Hirosima dan Nagasaki di bom atum oleh sekutu maka ratalah kota itu. Bangsa Jepang yang masih hidup tidak bingung dengan apa membangun kembali, namun bangsa Jepang sangat menghargai dan menomor satukan pendidikan, yang pertama dilakukukan membina sistem pendidikan, mencari Para Guru, wahai guru dimanakah engkau bukan jendral, insinyur, teknokrat, saudagar atau yang lainya, dari gurulah yang beberapa waktu kemudia melahirkan semua potensi bang san yang akan membangun suatu negara dengan komposisi yang yang saling mendukung, lain halnya denga negara kita yang diutamakan tentu yang lainnya. Suatu contoh siswa yang berprestasi yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata di SMA dan SMK begitu disurvey data yang menunjukkan signifikan pilihan siswa terhadap perguruan tinggi tidak memilih jurusan kegurua pasti memilih Jurusan selain keguruan padahal guru yang diperlukan adalah guru yang sangat mumpuni dan mahir atau dengan gelar master. Tetapi disin malah yang bidang yang sangat vital ini menjadi alternatif yang terakhir atau lebih parah lagi sebagai pelarian profesi karena profesi guru sangat menguntungkan dan sangat menjanjikan atau dengan sebutan “money oriented” atau “ profit oriented” lagi- lagi pendidikan yang menjadi korban.
Masalah pendidikan di Indonesia tak habis habisnya dalam seminar, kriti, renungan yang panjang namun belum sama sekali tidak membuahkan hasil. Pada masa penjajahan bangsa Indonesia bukan tidak mampu untuk mengalahkan penjajah namun kerajaan kerajaan pada jaman dahulu :
1. Waktu perjuangan melawan penjajah tidak sama dan serentak kurang bersatu jadi mudah diadu domba sehingga mudah dilumpuhkan.
2. Bangsa Indonesia sengaja dijauhkan dari Dunia pendidikan dibuat bodoh dan terbelakang.
3. Bangsa Indonesia tidak merasa bahwa dijajah sehingga pasrah begitu saja dengan kebodohanya.
Hal yang sangat vital adalah poin yang nomer tiga tidak merasa bahwa dirinya dijajah bisa dibuktikan pada saat ini seorang guru hanya bisa bangga denga mencapai jelar sarjana, gelar sarjana hanyalah sebagai gugur kewajiban sebagai konsekuensi kedinasan atau memenuhi kuota Sertifikasi namun jauh dari pada itu agar selalu meningkatkan kreatifitas inovasi dan kualitas seorang guru supaya melahirkan seorang ahli dalam bidangnya dan yang paling penting menjadi agen dari segala perubahan kearang yang lebih baik.
Kita sering tidak sadar bahwa Dalam filsafat Jawa menurut Prof. DR. Tobroni,M.Ag. (Guru besar Universitas Muhammadiyah Malang) menjelaskan bahwa” dipangku mati” artinya sesuatu yang terus menerus di bantu dan selalu mudah dan mulus maka akan tidak kreatif dan lemah. Sesuai dengan tamsil yang mudah kita temukan dalam kehidupan sehari hari yaitu seekor kupu- kupu yang diliputi kesulitan berupa kepompong yang membelenggu dirinya. Kemudian ada seseorang yang membantu membuka liputan kepompong yang mengikatnya sehingga dalam waktu dekat kupu- kupu setengah jadi itu akan mati tampa bisa apa- apa. Ketahuilah liputan kepompong merupakan cara Alloh untuk memacu dan merangsang cairan yang akan membentuk sayap dan dan mengurangi beban tubuhnya yang siap terbang melaksanakan tugas mulia seperti pengerbukan pada bunga.
Bangsa Indonesia hanya bisa bangga dengan apa yang ada, bangga dengan kesuburan dan kekayaan alam Indonesia bahkan Penyair legendaries Koes Plus dalam sairnya “ bumi Indonesi subur tongkat dan kayu jadi tanaman, bukan lautan tapi kolam susu kail dan jala cukup menghidupkanmu...” dengan kebanggaan yang berlebihan menjadi kendornya motivasi diri , potensi diri bahkan visi dan misi kita sendiri.
Pendidikan di Indonesia belum dapat mengatasi problem dalam kehidupan bahkan sangat menjadi problim yang sangat besar dalam kehidupannya seakan akan menjadi simalakama, masuk pendidikan masalah tidak masuk pendidikan masalah. Hal tersebut karena belum maksimalnya apa yang dicita-citakan oleh Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yaitu : Tiga Pusat pendidikan Sekolah, Rumah tangga, dan Masyarakat. Apabila semua pusat pendidika berfungsi maksimal maka akan menghasilkan kualitas yang baik apabila salah satu terabaikan maka gagallah segalanya. Ada solusi yang brilian sehinga dapat menjadi alternatif sehingga meminimalisir kegagala yang sering terjadi yaitu :
1. sekolah yang merupakan lembaga formal yang terorganisir menjadi agen perubahan dan sarana penyelenggara pendidikan memaksimalkan fungsi dan memenuhi kekurangan pada pusat pendidikan. Contohnya: seorang siswa yang berasal dari keluarga sibuk yang kurang open terhadap pendidikan anaknya sehingga tidak membiasakan diri mengaji atau Sholat, maka setidaknya anak tersebut tidak mendapatkan salah satu dari tiga pusat pendidikan maka dari itu disekolah diadakan kegiatan pembiasaan mengaji atau sholat atau kegiatan yang dapat menggantikan kehilangan penyelenggaraan tiga pusat pendidikan.
2. sekolah menyediakan kegiatan yang dapat merangsang siswa agar siswa menggali pendidikan non formal di lingkungan masyarakat contohnya mengikuti organisasi remaja masjid, Pencak Silat Khususnya “ Persaudaraan Setia Hati Terate” yang telah Kondang di Kota Pasuruan dan lain- lain.
Berdasarkan tulisan dalam surat kabar “ Kedaulatan Rakyat” 2 Mei 2006 dari tahu ketahun mutu pendidikan indonesia selalu menempati urutan yang memprihatinkan. Menurut hasil survey oleh Human development index ( HDI ) pada tahun 2003 indonesia menempati 112 dari 175 negara. Malaysia pada tahun 1950 an pernah mengimport guru dari Indonesia namun masih menempati urutan yang 58.
Hal ini menambah deretan panjang kenaifan pendidikan di negara kita masih banyak lagi permasalahan dan bukti keprihatinan terhadap bangsa kita ini. Diberbagai daerah banyak ditemui siswam prustasi karena pelajaran yang tidak memenuhi kebutuhan siswa namun bisakah berapa tahun yang akan datang permasalahan ini dapat teratasi. Dapatkah Kota Pasuruan menjadi percontohan dalam restrukturisasi pendidikan? dapatkah kita sebagai warga Negara khususnya warga Kota Pasuruan menjadi Agen Perubahan bagi Pendidikan kita?
Wallohu a’lamu bisshowab.
-----------------------------------------------------------------
M.joko Susilo, 2006, Pembodohan Siswa tersistimatis. pinus, yogyakarta
Ace suryadi 2003, Mewujudkan sekolah yang mandiri dan otonom.bandung
http://www.depdiknas.go.id/ serba_serbi/dpks/pemberdayaanDPKS.htm
0 Comments