Karomah Mbah Kyai Bambu Runcing


KAROHMAH MBAH KYAI SUBKHI
"KIAI BAMBU RUNCING"

Di Temanggung Jawa Tengah, tepatnya di Kauman kecamatan Parakan,pernah hidup ulama kharismatik yang bernama KH.Subkhi atau lebih di kenal dengan Kiai Bambu Runcing,yang lahir sekitar tahun 1855 M.

KH.Subkhi adalah salah satu putra KH.Harun Rasyid,dan kakeknya bernama Kiai Abdul Wahab,putra Tumenggung Bupati Suroloyo Mlangi Yogyakarta,yang juga merupakan salah satu anggota pasukan Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa (1825-1830).

Sejak kecil kecil Kiai Subkhi di didik oleh ayahnya langsung dalam disiplin keagamaan yang tinggi. Setelah itu beliau nyantri di Pondok Pesantren Kebumen Jawa Tengah asuhan Syaikh Abdurrahman (ayahanda KH.Mahfudh Somalangu).

Ketika NU di resmikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926,Kiai Subkhi dan para ulama Temanggung lainnya memprakarsai berdirinya PCNU Temanggung dan beliau menjabat sebagai Rois Syuriyah pertama. Sebagaimana kesaksian KH.Saifuddin Zuhri,Kiai Subkhi sangat menaruh perhatian besar terhadap kaderisasi anak muda NU melalui Gerakan Pemuda Anshor.

Di mata masyrakat Parakan dan para ulama Temanggung yang hidup sezaman dengan beliau,Kiai Subkhi dikenal sebagai ulama yang sangat alim,tawadhu,dermawan,dan memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi.

Sehingga ketika proklamasi kemerdekaan RI,beliau bersama para ulama dan kaum muda Temanggung membentuk Laskar Barisan Muslimin Temanggung (BMT) pada tanggal 27 November 1945. Tujuan utama BMT ini adalah untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI. Dan juga karena terkenal kealimannya,banyak pejuang kemerdekaan RI terutama dari Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk meminta berkah doa dan suwuk senjata mereka yang berupa bambu runcing dan senjata lainnya kepada Kiai Subkhi. Bahkan sebelum pertempuran 10 November 1945 yang terkenal heroik itu,Bung Tomo dan para pasukannya juga sowan menghadap Kiai Subkhi. Bahkan KH.A.Wahid Hasyim,KH.Zainul Arifin Pohan (Panglima Hizbullah),KH.Masykur (Panglima Sabilillah),dan KH.Saifuddin Zuhri juga menghadap Kiai Subkhi.Serta menjelang pertempuran Ambarawa bulan Desember 1945,Panglima Divisi V TKR yaitu Kolonel Soedirman dan pasukannya juga sempat sowan dan minta barokah doa kepada Kiai Subkhi.


Di dorong oleh semangat nasionalisme untuk mempertahankan NKRI dari penjajah,selain melakukan suwuk bambu runcing juga bekal berupa doa dan hizb kepada para pejuang. Atas kehendak Allah Swt,para pejuang kemerdekaan yang berperang menggunakan bambu runcing untuk melawan penjajah terbukti ampuh,sehingga dapat mengalahkan Belanda dan para sekutunya yang menggunakan senjata canggih. Kisah-kisah Heroik inilah yang menjadikan Kiai Subkhi terkenal sebagai “Kiai Bambu Runcing”.

Post a Comment

0 Comments